RENCANAPELAYANAN
BIMBINGAN
DAN KONSELING
Sekolah :
SMK Negeri 1 Sinjai
Semester : Ganjil
Tahun :
2012/2013
A.
Bahasan
1.
Topik permasalahan : Pengenalan BK
2.
Sub topik : Memahami konsep dasar BK
B.
Bidang Bimbingan : Pribadi
C.
Jenis Layanan : Orientasi
D.
Fungsi Layanan : Pemahaman
E.
Tujuan Layanan/ Hasil
Yang ingin dicapai :
1.
Siswa dapat mengetahui perbedaan
bimbingan dan konseling
2.
Siswa dapat mengetahui fungsi
bimbingan sekolah
3.
Siswa dapat mengetahui peranan
konselor sekolah
F.
Sasaran Layanan : Siswa kelas
G.
Uraian Kegiatan
1.
Strategi penyajian : Klasikal
2.
Materi : Terlampir
H.
Tempat penyelenggaraan : Kelas
I.
Tanggal pelaksanaan :
J.
Alokasi waktu : 1 x 45 Menit
K.
Penyelenggara Layanan : Maya Masyita Suherman, S.Pd
L.
Pihak yang disertakan : -
Peranannya : -
M.
Alat dan perlengkapannya :
1.
Spidol
2.
Papan tulis (white board)
N.
Rencana penilaian :
* Penilaian Proses ( keaktifan siswa)
* Penilaian Hasil ( pengentasan
masalah siswa)
O.
Rencana Tindak lanjut :
* Layanan jangka pendek
* Layanan jangka panjang
P.
Keterkaitan layanan ini dengan
layanan/kegiatan
pendukung :
Q.
Catatan khusus : -
Sinjai,
Mengetahui
Kepala
SMK Negeri 1 Sinjai
Guru BK
Drs.
Muhiddin
Maya Masyita Suherman, S.Pd
NIP.
19611231
198203 1 182
Pengenalan
Bimbingan dan Konseling
A. Pengertian Bimbingan
Kata bimbingan secara
estimologi merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata “ to
guide” yang mempunyai arti “menunjukan”, membimbing, menuntun, ataupun
membantu.” Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (dalam Daryanto,
1997:105) menjelaskan bahwa: “bimbingan adalah petunjuk (penjelasan) cara
mengerjakan sesuatu, tuntunan, pimpinan”.Begitupun Smith, menurut Mc Daniel (dalam
Prayitno dan Erman Amti, 1999:94) mengungkapkan bahwa bimbingan sebagai proses
layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka
memeperoleh pengetahuan keterampilan-keterampilan yamg diperlukan dalam membuat
rencana, dan interprestasi-interprestasi yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri yang baik.Sedangkan Ketut Sukardi (2002:19) menjelaskan bahwa bimbingan
dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara barkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya sendiri, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lngkungan sekolah, keluarga,
dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati
kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada
kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai
perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial. Begitupun Frak W.
Miller (dalam Sofyan S. Willis, 2004:13) mengemukakan bahwa bimbingan adalah
proses adalah bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan bagi penyesuaian diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan bagi penyesuaian diri secara baik dan maksimum disekolah, keluarga
dan masyarakat.Dari semua definisi diatas, dapat dismpulkan bahwa karakteristik
bimbingan (guidance) adalah sebagai berikut:
1.
Bimbingan
merupakan upaya yang bersifat preventif, artinya lebih baik diberikan kepada
individu yang belum bermasalah, sehingga dengan bimbingan dia akan memelihara
diri dari berbagai kesulitan.
2.
Bimbingan
dapat diberikan secara individual dan kelompok. Upaya bimbingan dapat diberikan
secara individual, artinya seseorang pembimbing menghadapi seorang klien (siswa).
Mereka berdiskusi untuk pengembangan diri klien, kemudian merencanaka
upaya-upaya bagi diri klien yang terbaik baginya. Disamping itu, bimbingan
kelompok adalah jika seorang pemimbing menghadapi banyak klien. Disini
pembimbing lebih banyak bersikap sebagai fasilitator untuk kelancaran diskusi
kelompok dan dinamika kelompok untuk kelancaran diskusi kelompok dan dinamika
kelompok. Masalah yang dihadapi adalah persoalan bersama, misalnya meningkatkan
prestasi belajar, kreativitas dan sebagainya.
3.
Bimbingan
dapat dilakukan oleh para guru, pemimpin, ketua-ketua organisasi dan
sebagainya. Yang penting para pembimbing tersebut memiliki pengetahuan tentang
tentang psikologi, sosiologi, budaya, dan berbagai teknik bimbingan seperti
diskusi, dan dinamika kelompok, sosio-drama, teknik mewawancarai, dan
sikap-sikap yang menghargai, ramah, jujur dan terbuka. Bisa dikatakan bahwa
bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat, asal mendapat
pelatihan terlebih dahulu.
B. Pengertian Konseling
Apabila ditelaah berbagai
sumber akan dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda mengenai konseling,
tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian konseling itu.
Perbedaan tersebut disebabkan karena berlainan pandangan atau titik tolak.
Tetapi perbedaan itu hanyalah perbedaan tekanan atau perbedaan dari sudut mana
melihatnya.Istilah bimbingan dirangkai dengan istilah konseling, hal ini
disebabkan karena bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang
integral. Koseling adalah salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan diantara
beberapa teknik lainnya, bimbingan itu lebih luas dan koseling merupakan alat
yang paling penting dari usaha pelayanan bimbingan.
Prayitno dan Erman Amti (1999:99) menuliskan bahwa, secara estimologi istilah
konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang berarti “ dengan”
atau “bersama’ yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”.Sedangkan dalam
bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang
berarti”menyampaikan”.Merekapun merumuskan pengertian konseling, yaitu :
“Konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi oleh klien.”
Dari definisi diatas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa konseling adalah proses interaksi antar
konseli dan konselor dimana konselor memberikan bantuan kepada konseli yang
sedang mengalami suatu masalah melalui wawancara konseling dan diharapkan dapat
teratasinya masalah tersebut.
C.
Fungsi
Bimbingan Sekolah
Fungsi utama bimbingan
adalah membantu murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubugan
dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan, dan juga menjadi perantara
dari dalam hubungannya dengan para guru maupun tenaga administrasi.
Prayitno dan Erman Amti
(1999: 197) berpendapat bahwa, fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari
kegunaan atau manfaat ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui
pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokan menjadi
empat fungsi pokok, yaitu :
1.
Fungsi
pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasikan pemahaman
tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan
peserta didik.
2.
Fungsi
pencegahan; yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan
kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3.
Fungsi
Pengentasan, istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai sebagai pengganti
istilah fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau
penyembuhan.
4.
Fungsi
Pemeliharaan dan pengembangan, adalah fungsi bimbingan dan konseling yang
menghasilkan terpeliharanya dan terkembangannya berbagai potensi dan kondisi
positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap,
dan berkelanjutan.
5.
Fungsi
Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teradvokasi, yaitu atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya
pengembangan seluruh potensi secara optimal.
D.
Peranan
Konselor Sekolah
Konselor sekolah adalah
petugas profesional yang artinya secara formal mereka telah disiapkan oleh
lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang. Mereka dididik secara khusus
untuk menguasai seperangkat kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan
dan konseling. Jadi dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa konselor sekolah
memang sengaja dibentuk menjadi tenaga-tenaga yang profesional dalam
pengetahuan, pengalaman dan kualitas pribadinya dalam bimbingan dan
konseling.Oleh karena itu tugas-tugas yang diembannya pun mempunyai kreteria
khusus dan tidak semua orang atau semua profesi dapat melakukanya. Tugas-tugas
konselor sekolah tersebut antara lain :
1.
Bertanggung
jawab tentang keseluruhan pelaksanaan layanan konseling di sekolah.
2.
Mengumpulkan,
menyusun, mengelola, serta menafsirkan data, yang kemudian dapat dipergunalkan
oleh semua staf bimbingan di sekolah.
3.
Memilih
dan mempergunakan berbagai instrument psikologis untuk memperoleh berbagai
informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian, dan inteleginsinya untuk
masing-masing siswa.
4.
Melaksanakan
bimbingan kelompok maupun bimbingan individual (wawancara konseling).
5.
Mengumpulkan,
menyusun dan mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan,
pekerjaan, jabatan atau karir, yang dibutuhkan oleh guru bidang studi dalam
proses belajar mengajar.
6.
Melayani
orang tua Wali murid ingin mengadakan konsultasi tentang anak-anaknya